SUDUT PANDANG ATAU POV (POINT OF VIEW)

Loha ... loha ... Selamat Malam Sahabat Linda di mana pun berada.
Ketemu lagi dengan Linda di edisi Vitamin_malam.
Nah,malam ini Linda mau membahas tentang Sudut Pandang dalam sebuah cerita. Langsung disimak aja, ya ....
#SUDUT_PANDANG/POV (Point of view)
a. POV orang pertama tunggal
Dalam POV ini, pengarang/penulis berperan sebagai pelaku atau pun narator dalam cerita. Menggunakan kata ganti 'Aku atau Saya'. POV ini dapat dibedakan berdasarkan kedudukan 'Aku' di dalam sebuah cerita.
* 'Aku' Tokoh Utama
Di bagian ini, pengarang/penulis menjadi tokoh utama. Di mana tokoh 'AKU' menjadi narator sekaligus pusat penceritaan. POV ini cocok digunakan untuk cerita yang terbentuk oleh konflik internal (konflik batin) akibat dari pertentangan antara dua keinginan, keyakinan, atau harapan dari tokoh cerita, karena akan leluasa dalam mengungkapkan apa yang dirasakan dan dipikirkan si tokoh.
Contoh :
Sambil bermain aku melirik topi lakenku. Kulihat sebuah kursi roda. Duduk di kursi roda itu, seorang tua yang wajahnya tak bisa kulihat dengan jelas karena memakai topi laken seperti aku. Rambutnya gondrong dan sudah memutih seperti diriku, namun ketuaannya bisa kulihat dari tangannya yang begitu kurus dan kulitnya yang sangat keriput. Tangan itulah yang terangkat dan tiba-tiba menggenggam sebuah gitar listrik yang sangat indah. (Cerpen Ritchie Blackmore Karya Seno Gumira Ajidarma).
* 'Aku' Tokoh Tambahan
Di POV ini penulis sebagai pelaku dalam cerita, tetapi bukan sebagai tokoh utama. Melainkan 'AKU' di sini hanya sebagai saksi. Dia menceritakan kisah atau peristiwa yang dialami tokoh lain yang menjadi tokoh utama dalam cerita.
Contoh :
Tetangga saya orangnya terkenal baik. Suka menolong orang. Selalu memaafkan. Apa saja yang kita lakukan terhadanya, ia dapat mengerti dengan hati yang lapang, bijaksana, dan jiwa yang besar. (Cerpen Pencuri Karya Putu Wijaya).
b. POV Orang Pertama Jamak
Dalam sudut pandang ini pengarang menjadi seseorang dalam cerita yang mewakili beberapa orang/kelompok orang, sehingga menggunakan kata ganti orang pertama jamak, yaitu 'Kami'.
Contoh :
Kami bekerja sebagai juru masak di sebuah restoran continental yang brengsek. Kami sebut restoran ini brengsek, sebab kami diwajibkan memasak sambil menangis. Bayangkan! Kami mengaduk kuah buntut sambil menangis. (Cerpen resep air mata karya Noor H. Dee)
b. POV orang ke dua
Di sini pengarang sebagai narator yang sedang berbicara kepada orang lain, menggambarkan apa-apa yang dilakukan orang tersebut. Menggunakan kata ganti 'KAU', 'KAMU', atau 'ANDA', yang menjadi pusat dalam cerita.
Contoh :
Kedua lututmu terasa lemas saat kau bersandar pada pemadam api yang baru saja dicat merah, putih, dan biru. Nalurimu ingin berlari mendekati mereka, berteriak, aku juga! Aku juga! Sekarang kau bisa merasakan penyangkalan yang sudah lama sekali kau lakukan; kau ingin berlari dan mengatakan kepadanya tentang kehidupanmu selama tiga puluh satu tahun tanpa dirinya, dan membuatnya berteriak dengan kepastian tanpa dosa: Oh, kau sungguh puteri ysng cantik! (Cerpen Main street morning karya Nathalie M. Patesch)
c. POV Orang ke tiga Tunggal
Pengarang sebagai narator yang berada di luar cerita dan tidak terlibat dalam cerita tersebut. Pengarang menggunakan kata ganti 'DIA' atau 'IA' untuk menyebutkan tokoh-tokoh dalam cerita.
POV orang ketiga dapat dibedakan menjadi tiga golongan :
* POV Orang ke tiga Mahatahu
Pengarang bertindak seperti Tuhan, yang mengetahui segala hal tentang tokoh-tokohnya, peristiwa, dan tindakan, termasuk motif yang melatarbelakangi. Dia bebas berpindah dari satu tokoh ke tokoh lainnya. Bahkan pengarang bebas mengungkapkan apa yang ada di pikiran serta perasaan tokoh-tokohnya.
Contoh :
"Ya ampun, luar biasa mimpiku ini," Tomas sambil menghela napas, kedua tangannya memegang setir, memikirkan roket, wanita, wiski yang aromanya menyengat, rel kereta api di Virginia, dan pesta tersebut.
Sungguh visi yang aneh, pikir makhluk Mars itu, sambil bergegas membayangkan festival, kanal, perahu, para wanita dengan mata berkilauan bagai emas, dan aneka lagu. (Cerpen Night Meeting Karya Ray Bradbury).
Sungguh visi yang aneh, pikir makhluk Mars itu, sambil bergegas membayangkan festival, kanal, perahu, para wanita dengan mata berkilauan bagai emas, dan aneka lagu. (Cerpen Night Meeting Karya Ray Bradbury).
* POV Orang Ke tiga Terbatas
Pengarang juga bisa melukiskan apa yang dilihat, didengar, dialami, dipikirkan dan dirasakan oleh tokoh ceritanya. Namun, terbatas hanya pada satu atau dua tokoh saja.
Contoh :
Selalu ada cita-cita di dalam benaknya, untuk mabuk dan menyeret kaki di tengah malam, menyusuri Jalan Braga menuju penginapan. Ia akan menikmati bagaimana lampu-lampu jalan berpendar seperti kunang-kunang yang bimbang; garis-garis bangunan pertokoan yang—yang berderet tak putus—acap kali menghilang dari pandangan; dan trotoar pun terasa bergelombang seperti sisa ombak yang menepi ke pantai. (Cerpan Lagu Malam braga Karya Kurnia Effendi)
* POV Orang Ketiga Objektif
Pengarang bisa melukiskan semua tindakan tokoh-tokohnya, tetapi tidak bisa mengungkapkan apa yang dipikirkan serta dirasakan oleh tokoh-tokohnya. Dia hanya boleh menduga apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh si tokoh dalam ceritanya.
Contoh :
Si lelaki tua bangkit dari kursinya, perlahan-lahan menghitung tatakan gelas, mengeluarkan pundi-pundi kulit dari kantungnya dan membayar minumannya dan meninggalkan pesanan.
Si pelayan mengikutinya dengan mata, ketika si lelaki tua keluar ke jalan, seorang lelaki yang sangat tua yang berjalan terhuyung-huyung tetapi tetap dengan penuh harga diri. (Cerpen Tempat Yang Bersih Dan Rapih karya Ernest CHemingway).
*POV Orang Ketiga Jamak
Pengarang menjadi narator yang menuturkan cerita berdasarkan persepsi atau kaca mata kolektif. Menggunakan kata ganti 'Mereka".
Contoh :
Pada suatu hari, ketika mereka berjalan-jalan dengan Don Vigilisni dan dengan lelaki dari kelompok pemuda, dalam perjalanan pulang, mereka melihat ibu mereka di sebuah kafe di pinggir kota. Dia sedang duduk di dalam kafe itu; mereka melihatnya melalui sebuah jendela dan seorang pria duduk bersamanya. Ibu mereka meletakkan syal tartarnya di atas meja … (Cerpen Mother Karya Nathalia Ginzburg).
d. Sudut pandang campuran
Menggunakan kata ganti “aku” dan “kamu” sebagai pelaku utamanya.
Pengarang menempatkan dirinya bergantian dari satu tokoh ke tokoh lainnya dengan POV yang berbeda-beda, menggunakan kata ganti 'AKU', 'DIA', 'KAMU', atau 'MEREKA'.
Pengarang menempatkan dirinya bergantian dari satu tokoh ke tokoh lainnya dengan POV yang berbeda-beda, menggunakan kata ganti 'AKU', 'DIA', 'KAMU', atau 'MEREKA'.
Contoh :
Seketika mata Masayu membuka. Lewat pukul sembilan malam ketika lubang pernapasannya membaui aroma dari daging yang terbakar. Matanya membelalak menyaksikan api merambat cepat. Dia merasakan panas di sekujur tubuhnya.
****
Pernahkah dalam hidupmu kau merasakan kebencian yang teramat hebat? Sehingga apa pun yang ada di pikiranmu selalu tentang bagaimana cara melampiaskannya?
Kami hanya dua gadis lugu yang tak pernah tahu arti membenci. Sebelum perceraian mami dan papi menyadarkan kami akan arti memiliki. Kami baru menyadari kalau selama ini kami tak pernah benar-benar memiliki mami. Mungkin juga begitu yang dirasakan oleh papi. Sehingga dia lebih memilih berpisah dengan mami, daripada hidup bersama tetapi tidak merasa memiliki. Namanya Melly.
Kami hanya dua gadis lugu yang tak pernah tahu arti membenci. Sebelum perceraian mami dan papi menyadarkan kami akan arti memiliki. Kami baru menyadari kalau selama ini kami tak pernah benar-benar memiliki mami. Mungkin juga begitu yang dirasakan oleh papi. Sehingga dia lebih memilih berpisah dengan mami, daripada hidup bersama tetapi tidak merasa memiliki. Namanya Melly.
Salam pena kreatif
Linda Puspita Sari
Linda Puspita Sari

Komentar
Posting Komentar